MAKALAH
PENDIDIKAN SENI
RUPA
“Wawasan
Seni”
III E - PGSD
Disusun
oleh :
1.Imasuka
Lufita (14186206153)
2.Trisna
Ria Mauretha (14186206155)
3.Dina Puspita Sari (14186206156)
4.Linda Arizka (14186206298 )
Sekolah
Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(
STKIP PGRI TULUNGAGUNG )
Jalan
Mayor Sujadi No. 7 Tulungagung – Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Wawasan Seni”. Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada :
- Bapak Drs. H. DJOKO EDI YUHONO, M.M.
selaku ketua STKIP PGRI TULUNGAGUNG.
- Pak Reyhan Florean. selaku dosen pengajar serta pembimbing
mata kuliah Pendidikan Seni Rupa.
- Bu Frita Devi Asriyanti, M.Pd. selaku
dosen wali PGSD-IIIE dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kekuranagan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di
penyusunan yang akan datang. Demikian hal yang perlu kami sampaikan, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Tulungagung, September 2015
Penulis
KATA
PENGANTAR………………………………………………………… II
DAFTAR
ISI………………………………………………………………….. III
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A.
LatarBelakang……………………………………………………….. 1
B.
RumusanMasalah…………………………………………………….. 1
C.
Tujuan………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
1.1
Manusia
dan Kebudayaan…..…………………………………….……
1.2
Pengertian Seni…………………………………………………………
1.3
Konsep Keindahan……………………………………………………
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………
3.1
Kesimpulan………………………………………………..………………..
3.2
Saran…………………………………………………………...…………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni selalu menarik untuk dibicarakan karena
keindahan sehari-hari,disadari atau tidak manusia tidak dapat lepas dari seni.Wawasan
adalah suatu sudut pandang , suatu cara khusus untuk mengamati sesuatu dan
menatanya sedemikian rupa sehingga lebih bermakna.Pengertian seni untuk
memperoleh pengertian tentang seni mula-mula perlu dibedakan antara segala
sesuatu yang termasuk seni dan bukan seni.Apresiasi seni adalah sikap seseorang
terhadap seni sebagaimana ia menghayati dan menghargai dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan karya seni adalah suatu hasil pernyataan batin atau ungkapan jiwa
seseorang yang mengandung maksud tertentu,hal itu dapat ditinjau dari berbagai
titik pandang, antara lain tinjauan dari segi psikolog,segi sosiologi,dan segi
estetika.
Apabila beberapa langkah-langkah seperti
berikut ditempuh dengan baik kiranya seseorang akan memilih alat pandang yang
dapat dipakai untuk mawas dunia seni sampai pada batas cakrawala yang
diperlukan ,itulah akan memperluas wawasan orang sehingga akhirnya ia
benar-benar dapat menentukan seni itu apa dan bagaimana seharusnya mawas seni
sebagai kebutuhan dalam hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manusia dan kebudayaan ?
2. Apa pengertian dari seni ?
3. Bagaimanakah konsep keindahan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang manusia dan kebudayaan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari
seni.
3. Untuk mengetahui konsep dari
keindahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan memiliki segala
kelebihan dan kesempurnaan, yang sangat berbeda dengan binatang. Binatang
berkembang dari masa ke masa secara statis, alamiah, dan dengan perilaku yang
naluriah. Manusia berkembang secara dinamis, bergerak dan berubah dari waktu ke
waktu karena sejalan dengan perkembangan akal, budi, dan dayanya. Oleh karena
itu manusia disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk yang menggunakan akal (rasio)
dalam berpikir untuk mengembangkan kehidupannya.
Ketika dilahirkan di muka bumi,
manusia dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Ketidakberdayaan manusia ketika
dilahirkan tampak dari keharusannya untuk belajar dan beradaptasi terhadap alam
dan lingkungannya. Hal ini berbeda dengan makhluk hewan yang telah siap hidup
dalam alam lingkungannya tanpa harus melalui proses belajar dan adaptasi yang
lama. Dalam proses menuju kesempurnaannya, makhluk manusia memerlukan berbagai
upaya untuk dapat mempertahankan hidupnya. Upaya yang dilakukan manusia itu
merupakan suatu pemanfaatan sejumlah kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan
manusia tersebut di antaranya kemampuan otak yang dapat mengembangkan proses
berpikir atau berakal budi. Kemampuan berakal budi pada manusia tidak dimiliki
jenis makhluk lainnya, sehingga manusia disebut juga sebagai makhluk berakal
budi atau makhluk berpikir. Dengan kemampuan berpikir, manusia dapat mengembangkan
sistem-sistem yang dapat membantu mempertahankan kehidupannya. Sistem-sistem
tersebut adalah sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial,
sistem teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian).
Keseluruhan sistem tersebut dinamakan kebudayaan (Koentjaraningrat, 1990:98).
Keseluruhan sistem tersebut
mewujudkan beragam bentuk dan medium yang artifisial, sehingga dalam
kehidupannya manusia berhadapan dengan realitas baru yaitu dunia simbol.
Menurut Ernst Cassirer (1990) manusia tidak
hanya hidup dalam dunia fisik, tetapi hidup dalam dunia simbolis. Bahasa, mite, seni dan agama adalah bagian-bagian dunia simbolis itu. Cassirer juga menegaskan bahwa manusia selain memiliki kemampuan sistem berpikir, juga memiliki kemampuan sistem simbolis. Dengan sistem ini manusia mengembangkan pemikiran simbolis dan perilaku simbolis sebagai ciri khas manusiawi -yang berbeda dengan binatang. Hal ini terbukti karena manusia membuat dan menggunakan simbol dalam kehidupannya. Kehidupan budaya manusia dengan kekayaan dan ragamnya adalah bentuk-bentuk simbolis. Perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini berkaitan erat dengan kemajuan sistem simbolis manusia.
hanya hidup dalam dunia fisik, tetapi hidup dalam dunia simbolis. Bahasa, mite, seni dan agama adalah bagian-bagian dunia simbolis itu. Cassirer juga menegaskan bahwa manusia selain memiliki kemampuan sistem berpikir, juga memiliki kemampuan sistem simbolis. Dengan sistem ini manusia mengembangkan pemikiran simbolis dan perilaku simbolis sebagai ciri khas manusiawi -yang berbeda dengan binatang. Hal ini terbukti karena manusia membuat dan menggunakan simbol dalam kehidupannya. Kehidupan budaya manusia dengan kekayaan dan ragamnya adalah bentuk-bentuk simbolis. Perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini berkaitan erat dengan kemajuan sistem simbolis manusia.
Manusia sebagai makhluk yang berkebudayaan tidak bisa lepas
dengan kehidupan manusia yang lain. Hal ini berarti bahwa manusia dalam
mempertahankan hidupnya memerlukan interaksi dengan sesama dan lingkungannya.
Interaksi manusia dalam suatu masyarakat akan berkembang menjadi salah satu
kebutuhan (sosial), karena setiap manusia senantiasa memerlukan keberadaan
manusia yang lain. Dengan demikian, manusia selain sebagai makhluk budaya juga
makhluk sosial.
Kelompok manusia yang terorganisir dalam suatu masyarakat
mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk menciptakan kebudayaan. Sehingga kebudayaan
yang diciptakan masyarakat sebenarnya akan merupakan sistem pengetahuan dan
kepercayaan manusia yang disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur
pengalamannya dan persepsi manusia untuk menentukan tindakan dan juga untuk
memilih di antara alternatif yang ada (Kessing, 1981:68).
Salah satu unsur (subsistem) kebudayaan yang hidup di
masyarakat adalah kesenian. Jika kebudayaan dipandang sebagai sistem
pengetahuan atau sistem gagasan, maka konsekuensi logisnya kesenian merupakan
sistem pengetahuan, nilai-nilai dan gagasan yang merujuk pada nilai keindahan.
Kesenian yang berkembang dalam suatu kebudayaan masyarakat memiliki nilai-
nilai yang bersifat universal. Artinya, bahwa kesenian dapat dipolakan secara
sama.
Kesenian merupakan perwujudan dari ekspresi perasaan
manusia. Manusia sebagai pencipta seni mengungkapkan perasaannya melalui
beragam medium seni, dan karya seni merupakan suatu bentuk perwujudannya. Dalam
konteks kesenian, ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu pencipta
seni (seniman), penikmat seni (masyarakat), dan karya seni (artifak).
Pencipta seni (seniman) -sebagai bagian dari masyarakat-
merefleksikan kehidupan alam, masyarakat dan kebudayaannya dalam wujud karya
seni yang sangat beragam, dan unik. Keragaman dan keunikan sebagai akibat dari
keragaman kondisi alam, masyarakat dan kebudayaannya.
Suatu kesenian akan dapat berkembang karena didukung oleh
masyarakatnya. Masyarakat berperan sebagai penikmat yang merasakan dampak seni
bukan dari perasaan atau pengertiannya tetapi dari imajinasinya. Setiap
masyarakat memiliki bentuk kesenian yang berbeda karena masyarakat juga
berbeda-beda. Kesenian yang berkembang pada kelompok masyarakat perkotaan
berbeda dengan masyarakat pedesaan. Kesenian masyarakat modern berbeda pula
dengan masyarakat tradisional. Perbedaan tersebut disebabkan antara lain oleh
sistem nilai, kondisi alam dan lingkungan, serta tatanan sosial- budayga.
Karya seni anak-anak juga dapat dikelompokkan ke dalam karya
seni, walaupun ketegasan mengenai seni anak-anak baru dibicarakan dalam wacana
pendidikan seni. Artinya bahwa ada semacam dua paradigma dalam kenyataan seni
orang dewasa dan seni anak-anak. Atau hal ini mungkin disebabkan oleh
pernyataan yang menegaskan bahwa semua anak itu "seniman" atau
manusia kreatif, yang memiliki kebakatan universal dalam masa petumbuhan
psikologis anak-anak.
Dua Contoh Karya Seni Lukis
Anak-anak
1.2 Pengertian Seni
Seni mempunyai usia yang lebih kurang sama dengan
keberadaan manusia di muka bumi ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah
menjadi bagian dari sejarah kehidupan budaya manusia di berbagai belahan
bumi, dengan beraneka macam bentuk dan jenis. Walaupun orang telah akrab
dengan istilah 'seni', namun terkadang masih belum jelas tentang 'apakah
definisi seni itu'.
Herbert Read menyatakan bahwa istilah 'art pada
umumnya dihubungkan dengan bagia seni yang biasa ditandai dengan
istilah'plastiC atau 'visual', tetapi semestinya di dalamnya termasuk
pula seni sastra dan seni musik.
Sesungguhnya memang terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat
menandai semua cabang seni, dan sekalipun dalam catatan ini kita hanya
berurusan denan seni plastis (seni rupa), namun suatu definisi yang berlaku
umum terhadap semua cabang seni akan merupakan suatu titik tolak yang baik
bagi penjelajahan kita.
Schopenhauer adalah orang pertama yang menyatakan bahwa
semua cabang seni bersumber pada kondisi seni musik; pernyataan ini sering
disebut- sebut, sehingga menyebabkan sebagian besar kesalahtafsiran, namun
sebenarnya ia mengungkapkan suatu kebenaran yang penting. Sesungguhnya
Schopenhauer berpikir tentang kualitas abstrak dari seni musik, dan hampir
hanya dalam seni musik saja seorang seniman memiliki kemungkinan untuk
menarik perhatian publik secara langsung, tanpa intervensi medium
komunikasinya yang sering juga dipakai untuk maksud-maksud lain.
Dalam hal ini kita dapat mengambil beberapa contoh.
Seorang Penyair mesti menggunakan kata-kata yang berhubungan erat dengan
maknanya dalam dialog sehari-hari. Seorang pelukis biasanya berekspresi
dengan pengambaran keadaan dunia ini.
Hanya seorang komponis musiklah yang betul-betul bebas
menciptakan karya seni sesuai dengan kesadarannya sendiri, dan dengan tiada
tujuan lain kecuali untuk dapat menyenangkan.
Tetapi sebenarnya semua seniman mempunyai tujuan yang
sama, ialah untuk menyenangkan, dan secara sederhana Herbert Read
menyimpulkan bahwa seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk
yang menyenangkan.
Bentuk yang menyenangkan berarti memuaskan kesadaran
keindahan kita. Rasa indah itu tercapai bila kita bisa menemukan kesatuan
atau harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang kita amati. Definisi ini
menyatakan pandangan dari segi kebentukan fisik (obyektivitas).
Definisi seni yang sederhana dan sering dilontarkan oleh
publik secara umum ialah segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Orang
memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang menimbulkan kenikmatan.
Kenikmatan meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul setelah
terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai pencipta (kreator)
ataupun penikmat (apresiator).
Kesenian tradisional kita, misalnya gamelan, merupakan
paduan suara (nada) yang indah yang mengenakkan telingan (pendengaran).
Hiasan ukiran pada suatu dinding kamar memberikan kesemarakan pandangan mata.
Tarian Sunda yang lembut dan gemulai juga menyejukkan rasa, setelah kita
menikmati dan menghayatinya.
Kini persoalan seni adalah keindahan tidak selamanya
bertahansebagai satu-satunya definisi. Dalam seni kontemporer (termasuk seni
modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga
karya yang tidak indah dan tidak menyenangkan. Banyak karya seni kini lahir
justru bukannya menyenangkan, tetapi memberikan berbagai persoalan yang rumit
(sebagai problem kehidupan). Tema dalam seni tumbuh dari manifestasi
kesengsaraan, kemelaratan kekacauan atau bahkan protes sosial, dengan
berbagai teknik
Dan karya Seni Lukis Dinding Gua (Cave
Painting), Zaman Prasejarah di Indonesia
Jika menonton atau menikmati karya seni teater atau musik
kontemporer, serasa kita digelitik perasaan, atau dikuras pemikiran kita
untuk berupaya menelusuri alur cerita yang absurd (tidak mudah
dimengerti, atau tidak berujung pangkal). Kadang-kadang juga dihadapkan pada
rangsangan interpretasi (penafsiran) isi/ bentuk seni yang sedang atau sudah
kita nikmati.
berbagai media akan melahirkan
kesatuan estetik. Media berekspresi seni rupa meliputi bentuk, warna, bidang,
garis, barik/tekstur, dan unsur-unsur estetik.
1.3 Konsep Keindahan
Ide terpenting dalam sejarah estetika filsafati sejak
zaman Yunani Kuno sampai abad 18 ialah masalah yang berkaitan dengan
keindahan (beauty). Persoalan yang digumuli oleh para filsuf ialah
"Apakah keidahan itu?".
Menurut asal katanya, "keindahan" dalam
perkataan bahasa Inggris: beautiful (dalam bahasa
Perancis beau, sedang Italia dan Spanyol bello yang
berasal dari kata Latin bellum. Akar katanya adalahbonum yang
berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan
menjadi bonellum dan terakhir dipendekkan sehingga
ditulis bellum. Menurut cakupannya orang harus membedakan antara
keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu
yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan
istilah beauty (kendahan) dan the beautifull (benda atau
hal yang indah). Dalam pembahasan filsafat, kedua pengertian itu
kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Selain itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya
pengertian yaitu:
a. Keindahan dalam arti
yang luas.
b. Keindahan dalam arti
estetis murni.
c. Keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang luas, merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani, yang di dalamnya tercakup pula ide kebaikan. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan
adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya symmetria ntuk
keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur)
dan 'harmonia' untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi
pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi: - keindahan seni,
keindahan alam, keindahan moral,
keindahan
intelektual. Keindahan dalam arti estetika murni,menyangkut pengalaman
estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerap dengan penglihatan, yakni
berupa keindahan dari bentuk dan warna secara kasat mata.
Pembagian dan pembedaan terhadap keindahan tersebut di
atas, masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. Ini memang
merupakan suatu persoalan fisafati yang jawabannya beranekaragam. Salah satu
jawaban mencari ciri-ciri umum yang pada semua benda yang dianggap indah dan
kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian
keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok
tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kwalita yang paling sering disebut
adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony),kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan
perlawanan (contrast).
Ciri-ciri pokok tersebut oleh ahli pikir yang menyatakan
bahwa keindahan tersusun dari pelbagai keselarasan dan perlawanan dari garis,
warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan
adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan
diantara benda itu dengan si pengamat. Seorang filsuf seni dewasa ini dari
Inggris bernama Herbert Read dalam (The Meaning of
Art)merumuskan definisi bahwa keindahan adalah kesatuan dari
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan
inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our sense-perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungkan pengertian keindahan
dengan ide kesenangan (pleasure). Misalnya kaum Sofis di Atena
(abad 5 sebelum Masehi) memberikan batasan keindahan sebgai sesuatu yang
menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran (that which is
pleasant to sight or hearing). Sedang filsuf Abad Tengah yang
terkenal Thomas Aquinas (1225-1274)merumuskan keindahan
sebagai id quod visum placet (sesuatu yangmenyenangkan bila
dilihat).
Masih banyak definisi-definisi lainnya yang dapt dikemukakan,
tapi tampaknya takkan memperdalam pemahaman orang tentang keindahan, karena
berlain-lainannya perumusan yang diberikan oleh masing-masing filsuf. Kini
para ahli estetik umumnya berpendapat bahwa membuat batasan dari istilah
seperti 'keindahan' atau 'indah' itu merupakan problem semantik modern yang
tiada satu jawaban yang benar. Dalam estetik modern orang lebih banyak
berbicara tentang seni dan pengalaman estetis, karena ini bukan pengertian
abstrak melainkan gejala sesuatu yang konkrit yang dapat ditelaah dengan
pengamatan secara empiris dan penguraian yang sistematis. Oleh karena itu
mulai abad 18 pengertian keindahan kehilangan kedudukannya. Bahkan menurut
ahli estetik Polandia Wladyslaw Tatarkiewicz, orang jarang menemukan konsepsi
tentang keindahan dalam tulisan-tulisan estetik dari abad 20 ini.
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Manusia berkembang secara dinamis, bergerak dan berubah
dari waktu ke waktu karena sejalan dengan perkembangan akal, budi, dan
dayanya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai mahluk budaya. Mahluk yang
menggunakan akal (rasio) dalam berpikir untuk mengembangkan kehidupannya.
Definisi seni yang sederhana dan sering dilontarkan oleh
publik secara umum ialah segala macam keindahan yang diciptakan manusia.
Orang memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang menimbulkan
kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang muncul
setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai pencipta
(kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Keindahan
dapat di definisikan dari segi :
a. Keindahan
dalam arti yang luas.
b. Keindahan dalam arti
estetis murni.
c. Keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
3.4 Saran
Dalam makalah ini penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun dari
segi isi. Kami menyarankan pembaca agar ikut peduli mengetahui sejauh mana
pembaca mempelajari tentang “wawasan seni”. Makalah ini dapat membantu
pembaca dalam meningkatkan pengetahuan tentang wawasan seni sehingga dapat di
terapkan dalam proses pembelajaran.
|
|||||||||
|
DAFTAR PUSTAKA
http://psrpgsdstkippgritulungsgung.blogspot.co.id/
Wynn Las Vegas - JTG Hub
BalasHapusThis is a full service Wynn Las 이천 출장샵 Vegas 남원 출장안마 Hotel in Las Vegas, Nevada, US which offers 24/7 삼척 출장안마 access to 속초 출장마사지 casinos, 영천 출장마사지 shows, nightlife, restaurants.